Membuat postingan baru mengenai perbandingan suatu tempat di Semarang versi tempo doeloe dengan versi masa kini. Dituangkan dalam rubrik baru bertajuk Dulu dan Kini. Sudah tertarik untuk membuat rubrik ini sejak lama tapi baru kesampaian sekarang. Sebagai pembukaan, akan saya sajikan mengenai Bendungan Plered yang terletak di Sungai Banjirkanal Barat, Semarang. Untuk foto yang masa kini, angle-nya tidak sama persis dengan foto kunonya. Foto kuno dalam postingan ini bersumber dari web semarang.nl.
Pertama mari kita lihat foto di atas. Tampak Bendungan Plered serta Banjirkanal Barat dari Jembatan Lemah Gempal. Foto yang tempo doeloe diambil sekitar antara tahun 1912-1935, sedang foto masa kini diambil pada 22 Februari 2015. Secara garis besar, bentuk bendungan serta lanskapnya tidak terlalu banyak berubah. Namun, jumlah pintu air yang sisi timur tampak berbeda. Jika dulu ada empat, sekarang hanya dua. Maklumlah, bendungan yang sekarang ini merupakan hasil renovasi proyek normalisasi Banjirkanal Barat pada tahun 2010-2011. Untuk sungainya, yang sekarang tampak lebih lebar karena telah dinormalisasi 4-5 tahun yang lalu. Selanjutnya, menuju perbandingan foto kedua.
Berjalan ke bendungan bagian timur lalu memandang ke arah selatan. Foto kuno dari sekitar tahun 1901 dan foto masa kini pada tanggal 22 Februari 2015. Untuk bagian sungai yang tampak di foto kedua ini disebut Kali Garang. Tampak tidak terlalu banyak perbedaan lanskap antara tahun 1901 dengan 2015. Bukit-bukit di bagian selatan Semarang masih terlihat namun sekarang sudah berdiri banyak bangunan. Sekarang pun sudah membentang jembatan Kali Garang yang baru dibangun sekitar tahun 1999-2000. Selanjutnya, mari menuju foto ketiga.
Puas memandang ke arah selatan, beralih memandang ke arah utara. Karena saya lupa angle foto jadulnya bagaimana, jadinya foto yang sekarang angle-nya terlalu geser ke barat. Intinya masih menghadap ke utara. Pemandangan dulu dan kini masih mirip-mirip, ada delta/pulau kecil dan jembatan Lemah Gempal. Namun, deltanya yang sekarang sudah dibuat ulang dengan semacam brangkal yang ditata dan sayangnya salah satunya penuh sampah. Untuk jembatan Lemah Gempal kondisinya sudah beda jauh. Sampai sekitar tahun 2010 jembatannya masih dikenal sebagai kreteg wesi (jembatan besi) yang tampak kuno. Namun, sejak 2010 itulah jembatan diperbaharui dengan beton dan dibuat ala-ala jembatan gantung. Di malam hari, jembatannya bisa menyala. Perbedaan lainnya di masa kini di sisi barat ada semacam taman/plaza sebagai ruang terbuka.
Sekian. Bagi saya menyenangkan untuk membandingkan foto-foto tempo doeloe dengan masa sekarang. Selanjutnya mungkin saya perlu menjelajah lagi mengambil foto dengan angle semirip mungkin untuk dibandingkan dengan versi tempo doeloe.
No comments:
Post a Comment