Beberapa hari yang lalu saya nonton sebuah acara televisi tentang kondisi perkereta apian di Indonesia, khususnya Jakarta. Di akhir segmen, dijelaskan tentang kondisi perkereta apian di masa lalu dan tentu saja menyinggung tentang adanya tram di beberapa kota besar [begitu juga Semarang] yang mana tram sempat menjadi alat transportasi idola di masa lalu. Namun, tram akhirnya dihapus sekitar tahun 60an. Di segmen terakhir ini yang membuat saya tertarik dan sangat excited adalah ditampilkannya video Jakarta tempo doeloe yang sudah berwarna. Berwarna? Yap, sesuatu yang sangat langka bisa melihat video/foto tempo doeloe jaman Belanda yang sudah berwarna. Kemudian, karena masih penasaran dengan video itu, saya pun mencarinya di youtube dan ketemu. Ini lah videonya :
Sebuah video berjudul "
Jakarta (Batavia) Indonesia tahun 1941." Tahun 1941, itu berarti setahun sebelum memasuki jaman Jepang. Video ini berdurasi hampir 10 menit. Menampilkan kondisi jalanan, bangunan, dan penduduk Jakarta di tahun 1941 yang tentu saja kondisinya sudah berbeda dengan sekarang. Tapi beberapa bangunan masih bisa dikenali hingga sekarang. Melihat video itu pun saya dibuat kagum dan berpikir, "
Oh, ternyata seperti itu dunia berwarna jaman dulu. Saya kira dunia dulu warnanya hitam-putih atau kecoklatan kayak di foto-foto." Di video itu tampak jalanan Jakarta masih lengang tidak seperti sekarang. Masih banyak sepeda berkeliaran dengan sedikit mobil berseliweran, tram pun masih tampak sesekali melintas. Kondisi dan arsitektur bangunan pun mengagumkan, khas jaman Belanda. Bahkan ada bangunan yang menurut saya tampak seperti Reichstag Nazi. Tampak seperti di Eropa dengan beberapa kali tampak sinyo dan noni Belanda lewat. Orang-orang pribumi pun juga tampak di situ, kondisi orang pribumi masa itu benar-benar seperti terbelakang. Para laki-laki yang ngeliga [telanjang dada], memakai sarung, sedang yang perempuan berkebaya dan tentu saja, berkonde.
Beberapa hari ini pun saya sering nge-loop video ini dan ketagihan. Yang lebih membuat saya ketagihan adalah lagu pengiring di video ini. Lagu pengiringnya terdiri dari empat lagu yang sebagian besar dalam bahasa Belanda tapi juga ada yang campur bahasa Indonesia. Vokalisnya perempuan dengan beberapa kali diiringi suara laki-laki.
Me-review sedikit lagu-lagunya. Di lagu pertama memakai bahasa Belanda tapi sepertinya isinya tentang makanan di Indonesia, karena di reff menyebut Nasi Goreng, sambal, dan kerupuk. Di bagian lirik yang lain pun juga disebut lontong, sate babi, terasi, srundeng, bandeng, tahu petis, kue lapis, onde-onde, ketela, bakpao, ketan, gula jawa dll. Lagu kedua juga dengan bahasa Belanda tapi kurang ngerti maksudnya. Sepertinya sih tentang minuman. Lagu ketiga, campuran bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Lagu yang liriknya unik dan sepertinya pernah dengar. Beberapa bagian lagu yang saya ingat, "Ladjoe ladjoe perahoe ladjoe, djiwa manis indoeng disajang, indoeng indoeng indoeng sajang", "Boeah doekoe [hoi!] boeah lah doeren [hoi!] saja lah toenggoe dari kemaren". Lagu favorit saya di video ini. Kemudian lagu keempat, gak bisa disebut lagu full sih, karena lebih seperti lagu penutup video ini dengan lirik "Toean dan njonja, sinjo-sinjo dan noni, kami soedah brenti, besok main lagi. Toean dan njonja, sinjo-sinjo dan noni, kami soedah brenti besok dansa lagi".
Secara keseluruhan lagunya asyik-asyik, benar-benar khas tempo doeloe. Saya pun berpikir alangkah bagus dan mantabnya jika lagu-lagu itu di-cover ama White Shoes and The Couples Company.
Walaupun ini video tentang Jakarta, sedang saya bukan orang Jakarta, tapi sebagai pecinta sejarah, tentu saja saya sungguh menikmati video ini. Saya pun jadi ingin nonton video sejenis tapi yang isinya tentang Semarang. Saya penasaran dengan Semarang tempo doeloe versi berwarna. Apakah ada yang punya videonya?