Sunday, 26 June 2011

Ano Hi Mita Hana no Namae wa...

Finally, it reached its end, the last episode of Ano Hi Mita Hana no Namae wa Bokutachi Mada Shiranai [Ano Hana - in short]. As I've predicted, it it is such a tearjerking ending. But, as usual, I couldn't cry when I watched it.
After the firework had launch, Menma hadn't dissappear. In the evening, Jintan, Yukiatsu, Anaru, Tsuruko, Poppo gathered in temple, wondering why Menma didn't joubutsu [go to heaven], and confessing their sins toward Menma. Then, they asked Jintan to bring Menma to the secret base so they can talk and try to grant Menma's wish. Jintan went home but Menma lying on the floor with such a weak and pale face. Like she would dissappear. After that, Jintan brought Menma to the secret base but when he got there, Menma became invisible and Jintan can't see her. Menma said that she's playing hide and seek. Jintan ran into forest to find Menma, whom actually is still inside the secret base . Yukiatsu, Anaru, Tsuruko, Poppo chased after Jintan and try to find Menma too. Before the sun is rising, in front of the tree, they found five letters written by Menma. From this part, with "secret base ~Kimi ga Kureta Mono~ (10 years after Ver.)" as background music, the tearjerking scene began. Finally, when the sun is rising, Menma could be seen not only by Jintan, but also by Yukiatsu, Anaru, Tsuruko, and Poppo. And then, OWAKARE DA.
Overall, I can give 9/10 point to Ano Hana. I really like the story from the first eps until the last eps. Very very nice drama with tearjerking scene. I think Ano Hana is the best anime of Spring 2011.

Friday, 24 June 2011

Tiga Tahun Mengudara di Dunia Maya

Kemarin, 20110623, tepat tiga tahun sudah blog ini mengudara di dunia maya dan memasuki tahun keempat. Yap, tiga tahun lalu, 20080623, saya membuat blog ini. Mari sedikit menapak tilas perjalanan blog ini.
Dibuat karena bosan menganggur setelah lulus SMA. Sebenarnya sebelum ini saya sudah pernah membuat blog pada Desember 2006, tapi karena lupa password blog itu pun terabaikan dan akhirnya membuat lagi sebuah blog, yaitu blog ini. Awalnya saya membuat blog ini karena ingin memajang beberapa hasil puisi-puisi jaman SMA [yang dibuat karena tugas sekolah], dan puisi itu bisa dilihat di label poem. Setelah itu baru lah saya mulai menulis di blog ini tentang apa saja yang menurut saya menarik, ntah itu anime, musik, PSIS, bahkan politik. Seperti yang tertulis di bagian "Blog Description" dulu, "insp_hnp merupaken sebuah blog yang membicaraken tentang hal-hal yang menarik perhatianku. Jika hal itu tidak menarik perhatianku maka tak akan kubahas di blog ini. Mungkin blog ini nantinya akan lebih banyak membahas mengenai hal-hal yang berbau Jepang". Walaupun dalam perkembangannya blog ini lebih banyak memuat otaku-related-stuffs. Mengenai insp_hnp yang tertulis di atas, itu adalah nama blog di awal sebelum saya menggantinya menjadi フワフワブログ. Mengenai perubahan nama blog ini sudah saya tulis di postingan HUT pertama blog ini. Sepertinya saya akan kembali memakai nama ini untuk blog ini.
Selama tiga tahun ini tentu saja sudah banyak perubahan di blog ini, mulai dari lay-out, banner, sampai gaya bahasa. Lay-out, tata letak, warna background dll sudah berkali-kali ganti. Begitu pun dengan banner. Berikut sebagian dari beberapa banner lama : Mengenai gaya bahasa, jelas sekali ini juga berubah. Bahasa yang digunakan, lebih sering memakai bahasa Indonesia, tapi terkadang kalau sedang kesambet bisa memakai bahasa Inggris dan Jepang. Dan sudah hampir dua bulan saya tidak menulis dengan bahasa Inggris. Sepertinya bahasa Inggris saya mulai melemah. Gaya bahasa lain yang berubaha adalah kalau dulu sering menulis dengan kata "aku", sekarang memakai kata "saya". Lebih enak dengan "saya" kalau menulis dalam bahasa Indonesia. Kata "aku" lebih enak digunakan kalau sedang ngomong basa Jawa. Kemudian gaya bahasa Indonesia saya mungkin terlalu formal, baku, sesuai EYD atau apa lah itu. Yah, saya kalau menulis emang lebih suka memakai kata-kata yang terkesan baku. Bagi sebagian orang mungkin tampak kuno, jadul, atau ketuaan, gak keren, gak gaul, atau apa lah itu, tapi tidak bagi saya. Saya, untuk tertulis, lebih nyaman dengan gaya bahasa yang agak baku ini daripada bahasa gaul alay-gak jelas-apa lah itu namanya. Walaupun kalau secara lisan saya gak bisa ngomong secara baku, gak biasa ngomong bahasa Indonesia malah [basa Jawa ftw!!].
Ah, terakhir, ternyata blog ini telah beberapa kali dilihat/dibaca orang luar negeri. Tapi mayoritas pelihat/pembaca blog ini sih tetap orang Indonesia. Yang paling banyak melihat/membaca [dan mengkomen] sepertinya cuman minoru dan omega doang sih. Haha.
For all people who have ever read this blog, thanks for wasting your time to read this boring blog.

Friday, 10 June 2011

Djiwa Manis Indoeng Disajang

Beberapa hari yang lalu saya nonton sebuah acara televisi tentang kondisi perkereta apian di Indonesia, khususnya Jakarta. Di akhir segmen, dijelaskan tentang kondisi perkereta apian di masa lalu dan tentu saja menyinggung tentang adanya tram di beberapa kota besar [begitu juga Semarang] yang mana tram sempat menjadi alat transportasi idola di masa lalu. Namun, tram akhirnya dihapus sekitar tahun 60an. Di segmen terakhir ini yang membuat saya tertarik dan sangat excited adalah ditampilkannya video Jakarta tempo doeloe yang sudah berwarna. Berwarna? Yap, sesuatu yang sangat langka bisa melihat video/foto tempo doeloe jaman Belanda yang sudah berwarna. Kemudian, karena masih penasaran dengan video itu, saya pun mencarinya di youtube dan ketemu. Ini lah videonya :
Sebuah video berjudul "Jakarta (Batavia) Indonesia tahun 1941." Tahun 1941, itu berarti setahun sebelum memasuki jaman Jepang. Video ini berdurasi hampir 10 menit. Menampilkan kondisi jalanan, bangunan, dan penduduk Jakarta di tahun 1941 yang tentu saja kondisinya sudah berbeda dengan sekarang. Tapi beberapa bangunan masih bisa dikenali hingga sekarang. Melihat video itu pun saya dibuat kagum dan berpikir, "Oh, ternyata seperti itu dunia berwarna jaman dulu. Saya kira dunia dulu warnanya hitam-putih atau kecoklatan kayak di foto-foto." Di video itu tampak jalanan Jakarta masih lengang tidak seperti sekarang. Masih banyak sepeda berkeliaran dengan sedikit mobil berseliweran, tram pun masih tampak sesekali melintas. Kondisi dan arsitektur bangunan pun mengagumkan, khas jaman Belanda. Bahkan ada bangunan yang menurut saya tampak seperti Reichstag Nazi. Tampak seperti di Eropa dengan beberapa kali tampak sinyo dan noni Belanda lewat. Orang-orang pribumi pun juga tampak di situ, kondisi orang pribumi masa itu benar-benar seperti terbelakang. Para laki-laki yang ngeliga [telanjang dada], memakai sarung, sedang yang perempuan berkebaya dan tentu saja, berkonde.
Beberapa hari ini pun saya sering nge-loop video ini dan ketagihan. Yang lebih membuat saya ketagihan adalah lagu pengiring di video ini. Lagu pengiringnya terdiri dari empat lagu yang sebagian besar dalam bahasa Belanda tapi juga ada yang campur bahasa Indonesia. Vokalisnya perempuan dengan beberapa kali diiringi suara laki-laki.
Me-review sedikit lagu-lagunya. Di lagu pertama memakai bahasa Belanda tapi sepertinya isinya tentang makanan di Indonesia, karena di reff menyebut Nasi Goreng, sambal, dan kerupuk. Di bagian lirik yang lain pun juga disebut lontong, sate babi, terasi, srundeng, bandeng, tahu petis, kue lapis, onde-onde, ketela, bakpao, ketan, gula jawa dll. Lagu kedua juga dengan bahasa Belanda tapi kurang ngerti maksudnya. Sepertinya sih tentang minuman. Lagu ketiga, campuran bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Lagu yang liriknya unik dan sepertinya pernah dengar. Beberapa bagian lagu yang saya ingat, "Ladjoe ladjoe perahoe ladjoe, djiwa manis indoeng disajang, indoeng indoeng indoeng sajang", "Boeah doekoe [hoi!] boeah lah doeren [hoi!] saja lah toenggoe dari kemaren". Lagu favorit saya di video ini. Kemudian lagu keempat, gak bisa disebut lagu full sih, karena lebih seperti lagu penutup video ini dengan lirik "Toean dan njonja, sinjo-sinjo dan noni, kami soedah brenti, besok main lagi. Toean dan njonja, sinjo-sinjo dan noni, kami soedah brenti besok dansa lagi".
Secara keseluruhan lagunya asyik-asyik, benar-benar khas tempo doeloe. Saya pun berpikir alangkah bagus dan mantabnya jika lagu-lagu itu di-cover ama White Shoes and The Couples Company.
Walaupun ini video tentang Jakarta, sedang saya bukan orang Jakarta, tapi sebagai pecinta sejarah, tentu saja saya sungguh menikmati video ini. Saya pun jadi ingin nonton video sejenis tapi yang isinya tentang Semarang. Saya penasaran dengan Semarang tempo doeloe versi berwarna. Apakah ada yang punya videonya?

Tuesday, 7 June 2011

Kan Kunobatkan Engkau sebagai Queen of Troll

Setelah menonton Nichijou eps 10 di mana lagi-lagi Mai nge-troll maka sesuai judul postingan ini saya rasa Mai layak dinobatkan sebagai Queen of Troll.
Ya, dari episode ke episode Mai sepertinya memang suka nge-troll dan biasanya yang jadi korban troll itu adalah Yukko. Beberapa peristiwa troll tersebut antara lain, saat Mai dan Yukko berada di bantaran kali sepulang sekolah dan Yukko melontarkan tsukkomi ke Mai yang kemudian dibalas bahwa Mai suka dengan Yukko. Saat Yukko yang sudah ge er dan bingung menanggapinya, Mai berkata bahwa itu tadi hanya lah bohong, hanya sebagai bentuk "boke" dari tsukkomi yang dilontarkan Yukko. Peristiwa lain yang bikin saya ngakak abis, saat Mai, Mio, Yukko pergi camping, Mio dan Yukko yang bingung karena masakan mereka kacau alias gagal semua [kare dan nasi yang jatuh dan tumpah] menaruh harapan mereka pada Mai yang sedang memancing. Mai pun akhirnya sukses mendapat ikan tapi kemudian ikan itu malah dilepas kembali. Selanjutnya, peristiwa paling mutakhir yaitu dari eps 10, Mai, Mio, Yukko bermain "daruma-san ga koronda" dan Mio-Yukko jadi si daruma sedang Mai yang jaga. Sesuai aturan permainan ini, jika yang jaga membalikkan badan ke arah si daruma, maka si daruma tidak boleh bergerak. Dan begitu juga Mai. Tapi kemudian Mai tidak balik badan lagi membelakangi Mio-Yukko, tapi malah terus memandangi Mio-Yukko, dan bahkan kemudian malah duduk. Akibatnya, Mio dan Yukko tidak bisa bergerak. Dari rentetan peristiwa troll itu, Mai layak dinobatkan sebagai Queen of Troll. Bukan Mai namanya kalo tidak nge-troll. Nge-troll dengan tanpa ekspresi, itu lah Mai.
Ngomong-ngomong tentang eps 10, di eps ini sentuhan pengaruh Indonesia semakin terasa di Nichijou. Setelah sebelumnya muncul kata-kata "selamat pagi", "selamat malam", "selamat tinggal", "sepak takraw", "gamelan", dan jokes kuma [beruang] yang sangat epic, kali ini muncul seseorang yang mirip dengan diktator Indonesia yang pernah berkuasa dengan partai kuning, Soeharta, eh, Soeharto. Dilihat dari model rambut, wajah, bentuk badan, dan cara makan muluk [makan dengan tangan, yang sepertinya khas Indonesia banget], itu sangat mirip dengan sang diktator yang pernah berkuasa 32 tahun itu. Kalau lah ternyata benar, berarti Nichijou memang sangat kental unsur Indonesia. Perlu dipertanyakan itu si Arawi Keiichi.

Sebuah Kompilasi Karya Anak Bangsa

Akhirnya dirilis juga sebuah album kompilasi lagu-lagu Vocaloid karya anak bangsa Indonesia dengan judul Vocalo.ID. Terdiri dari 14 lagu dengan tracklist sebagai berikut :
  1. clash_2000 - re:month of music
  2. REDSHiFT - [fu]tashika na shiawase / [un]certain happiness
  3. PG.2125 - Keep Running
  4. Project Vocarou - Try to Live
  5. idoyklik - Yume no Ki / Tree of Dream
  6. Windshield.Soundscape - White Sheets [Kurogane mix]
  7. Gie & rito - Sang Kolektor
  8. nicevibes - Langkah Pertama
  9. Luzzy & Haku - Asal Ngomong
  10. JAMS FACTORY - Kau Segalanya
  11. Windshield.Soundscape - Awan
  12. rito - In the Forest
  13. mohaku - Venus di Ujung Jari
  14. Ethervain - Innocent Blue [Star Driver cover]
Belum terlalu sering nge-loop lagu-lagu di album ini sih, tapi saya akan me-review sedikit. Album dengan 14 lagu ini menggunakan tiga bahasa dalam liriknya, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jepang dan memakai Hatsune Miku [5 lagu], Kagamine Rin-Len [1 lagu], Megurine Luka [4 lagu], dan GUMI [4 lagu]. Pelafalan bahasa Indonesia dalam beberapa lagu ini pun lumayan lah.
Untuk sementara sih, yang paling sering saya loop baru "re:month of music" dan "[un]certain happiness" [terutama ini]. Mungkin dua lagu ini yang jadi favorit saya di album ini. Tapi bukan berarti saya gak dengerin lagu lain [walaupun beberapa cuman didengerin sekilas lalu saja]. Selain dua lagu yang saya sebut tadi, mungkin hanya lagu "Asal Ngomong" yang sering terngiang di kepala. Bagaimana tidak terngiang, lha wong liriknya aja bikin nyengir dan mudah diingat. Liriknya berisi tentang orang Indonesia yang "sangat suka" Jepang sampai sok-sokan ngomong pake bahasa Jepang seadanya. Mungkin lagu ini menyindir para weaboo/wapanese/apa lah itu istilahnya yang sering sok-sokan pake bahasa Jepang [saya saja yang kuliah jurusan Jepang malah jarang ngomong pake bahasa Jepang kecuali pas kuliah]. Kalau lagu lain masih jarang saya dengarkan jadi belum terlalu memperhatikan lirik dan sebagainya. Kesan pertama saya pas mendengarkan album ini, "this album is very nice." Kesan khusus untuk lagu "White Sheets", pas pertama kali dengar ini lagu berasa seperti lagunya White Shoes and The Couples Company, suaranya Luka malah jadi kayak suaranya Sari, vokalis WSATCC.
Lewat album ini mungkin orang-orang yang terlibat di balik album ini ingin membuktiken bahwa orang Indonesia pun bisa menghasilkan suatu karya Vocaloid yang berkualitas dan tidak kalah dibanding dengan karya orang Jepang. Setidaknya bagi saya, mereka memang telah menunjukkan kualitas yang dituangkan dalam 14 lagu di album ini. Dan mengutip sebuah iklan rokok, mereka itu "sejati, emang bikin bangga..."
Album ini bisa menjadi alternatif bagi orang Indonesia yang sudah bosan [atau bahkan muak] dengan lagu-lagu karya orang Indonesia yang mainstream, sangat umum, dan itu-itu saja. Demikian review yang sangat singkat dan seadanya yang tidak seperti review ini. Jadi teringat bahwa di komputer ter-install software Vocaloid2 Hatsune Miku tapi sudah hampir tidak pernah saya utak-atik lagi.