Monday, 23 March 2015

Hampa Menggelinjang di Udara

Tidak usah terlalu pedulikan judul di atas terutama kata-kata "menggelinjang di udara". Karena inti dari judul di atas hanyalah kata "hampa". Kehampaan setelah menonton episode terakhir Shigatsu wa Kimi no Uso.
Jadi intinya di episode terakhir (eps 22) Arima perform piano di pertunjukan musik. Di saat bersamaan Kaori menjalani operasi di rumah sakit. Sembari memainkan piano muncullah semacam bayangan imajiner Kaori memainkan biola bersama Arima. Menjelang lagu usai, bayangan Kaori pergi menghilang. Lagu pun usai. Arima menangis sambil mengucap, "Selamat jalan." Ini menandakan bahwa Kaori telah berpulang untuk selama-lamanya. 
Adegan pun berganti masuk ke part B dibuka dengan scene di pemakaman Arima menerima surat dari Kaori yang diserahkan oleh orang tuanya Kaori. Kemudian sepanjang part B sebagian besar berisi Arima membaca surat dari Kaori dengan muncul suara Kaori membacakan isi surat. Sebuah surat yang di dalamnya ada pengakuan tentang sebuah kebohongan yang dilalukan Kaori pada Arima. Di bagian akhir baca surat dibuat adegan seolah-olah Arima dan Kaori sedang berdialog.
Berakhir sudah kisah sinetron Dustamu di Bulan April ini. Kesan setelah nonton eps terakhir ini gak terlalu kerasa nyesek sih tapi rasanya hampa atau entah istilah apa yang tepat untuk mengungkapkannya. Hampa atas kematian Kaori. Sudah tahu sih sebenarnya kalau ending-nya Kaori akan meninggal. Waktu adengan Arima main piano pun sudah kelihatan death flag. Tapi ya begitulah, impact-nya tetap terasa. Hampa menggelinjang di udara. 
Overall, saya beri nilai 8/10 saja. Dari segi cerita dan terutama musik/lagunya bagus sih, tapi pace-nya agak terasa lambat. Saya pun nontonnya juga agak malas-malasan dan bukan jadi prioritas tontonan di hari Jumat. Aura kegalauan juga tidak terlalu kental, baru di beberapa episode terakhir kerasa. Dan untuk saya pribadi, shit lah dengan segala scene rumah sakit di situ. Sudah dua tahun ini, saya memang agak sensitif gimana-gimana dengan scene rumah sakit, operasi, lalu si tokoh meninggal. Bahkan agak kuat ada semacam rasa tertekan waktu adengan Kaori dioperasi. Tapi tetap saja saya menontonnya sampai akhir. Yang diakhiri dengan kehampaan. Selamat jalan Miyazono Kaori!

Sunday, 22 March 2015

Dulu dan Kini: Gerbang SMA Sultan Agung dan Gerbang DP Mall

Jika biasanya saya hanya menulis mengenai satu tempat, di postingan kali ini saya akan menampilkan mengenai dua tempat sekaligus. Kedua tempat tersebut adalah Gerbang SMA Sultan Agung dan Gerbang DP Mall. Intinya tema kali ini adalah gerbang. Karena kemarin Sabtu, 20150321, saya memang ke dua tempat itu untuk mengambil foto.
Jadi ceritanya kemarin secara dadakan diajak makan-makan di K*C Bangkong. Barulah teringat di depan K*C Bangkong ada sisa-sisa gerbang kuno. Ya sudah, sehabis makan sekalian ambil foto gerbang itu. Dulunya merupakan gerbang kuburan Tionghoa dengan nuansa Tiongkok yang sangat kental. Di depan gerbang itu juga menjadi stopplaats (halte) trem jurusan Jomblang-Jurnatan. Foto kuno di atas diambil sekitar tahun 1930. Kondisi gerbang dan lingkungannya saat ini sudah banyak berubah. Gerbangnya masih ada dan jadi gerbang SMA Sultan Agung. Namun, nuansa Tiongkok-nya sudah hilang efek rezim Orde Baru. Bagian atapnya sudah agak berubah, tapi bagian kaki-kakinya masih sama dan menyisakan sedikit ornamen yang masih sama. Kuburannya sendiri sudah tidak ada. Begitu juga dengan stopplaats-nya. Untuk angle-nya berusaha mirip tapi tidak persis dan ketutupan pohon. Setelah itu, saya pun berpindah tempat.
Karena belum sore dan malas pulang, lanjut naik Trans Semarang menyusuri jalur trem masa lalu dan turun di halte Balai Kota. Tujuan selanjutnya ambil foto gerbang DP Mall. Saya ambil foto dari depan gedung sebelahnya Gedung Juang. Untuk foto kuno di atas, saya tidak tahu itu diambil dari tahun berapa. Nyari keteranganya juga gak ketemu. Dulunya itu merupakan gerbang sebuah panti asuhan. Sekarang, panti asuhannya sudah tidak ada dan sudah jadi ruko dan mall. Gerbangnya sendiri juga tidak asli alias replika karena yang asli sudah dibongkar entah tahun berapa. Walaupun replika, bentuknya dibuat menyerupai aslinya. Yang beda, jika dulu di gerbangnya hanya ada satu jalan di tengah, sekarang dibuat tiga: satu di tengah (untuk jalan mobil) dan dua di pinggir (untuk pejalan kaki). Konon katanya, gerbang replika ini posisinya bergeser beberapa meter dari gerbang aslinya.
Sekian. Seperti biasa, foto kuno bersumber dari media-kitlv. Foto kini diambil sendiri oleh saya.

Thursday, 19 March 2015

Have a Nice Trip!

Done making a new cosplay e-photobook a week ago. E-photobook? Yeah, because it's not printed, just a PDF like an e-book. Of course not my photobook but it's imouto's.
Last month, 20150211, did a proper photoshoot with imouto. She was cosplaying as GUMI -Clap Hip Cherry version-. I've been waiting for this photoshoot for a long time since I really like GUMI and even bought this full set Clap Hip Cherry costume for imouto. This costume is really cost an arm and a leg. So, in this post I'd like to show some photos. Btw, this photobook is titled "Have a Nice Trip!".
Note : All the photos are owned by me, do not use it without my permission.

 
This is the 4th photobook I made. I really want to make printed edition of this photobook, at least for two copies. But have no money at the moment. So, only made the digital version and uploaded it to media storage. Click this link if you curious and want to download it. And yes, all the photos and editing are done by me. 

Sunday, 15 March 2015

Pulau Permen

Sudah lama tidak menulis sesuatu tentang animu di blog ini. Yah, memang sudah lama juga sih blog ini terbengkalai. Sekarang saya akan menulis mengenai animu idol yang sedang tayang yakni The Idolmaster Cinderella Girls episode terbaru alias episode 09.
Di eps 09 ini bercerita tentang trio unit Candy Island yakni Anzu, Kanako, dan Chieri. Pas awal nonton episode ini agak bingung juga kok tiba-tiba langsung adegan direct selling single Candy Island yang berjudul Happy x2 Days. Ini kapan terbentuknya? Perasaan di eps 08 ceritanya tentang solo debut Ranko. Sampai kepikiran apa saya kelewatan satu episode tapi pada kenyataannya gak kelewatan. Ya sudah lanjut nonton saja. Dan yah, episode kali ini termasuk menghibur karena melihat tingkahnya Anzu. Entah kenapa tiap lihat Anzu hawanya kepingin ngakak.
Jadi intinya di episode ini trio Candy Island akan mengisi variety show di tv. Awalnya dikira konsep acaranya semacam kuis asah otak ternyata begitu hari-H konsepnya diganti jadi ajang adu otot antara Candy Island melawan idol unit lainnya, KBYD. Yang menarik perhatian saya di sini adalah tingkah Anzu yang seperti menunjukkan sisi serius bekerja. Tiba-tiba di depan layar kaca Anzu bisa menunjukkan senyum ceria ala idol pada umumnya. Sungguh berbeda sekali begitu di balik layar yang mana dia tampak malas dengan semboyannya "Hataraitara make!". Mungkin ini yang disebut profesional. 
 
Yang lebih mengejutkan bagaimana Anzu bisa membalikkan keadaan. Kedudukan Candy Island sudah tertinggal jauh dari KBYD. Di game terakhir yang berupa kuis cerdas cermat Candy Island berhasil menyamakan kedudukan berkat satu jawaban Kanako, satu jawaban Chieri, dan dua jawaban benar dari Anzu. Salah satu jawaban benar yang dijawab oleh Anzu adalah pertanyaan mengenai fisika. Sungguh di luar dugaan dia bisa menghitung dengan sangat cepat. Yah, tapi karena berakhir seri baik Candy Island maupun KBYD mendapat hukuman berupa bungee jumping.
Bisa dibilang dua episode terbaru Cinderella Girls (eps 08-09) ini sangat menghibur. Setelah sebelumnya saya sempat malas-malasan nonton ini efek kegeblekan Yamaha, eh, Honda Mio beberapa episode sebelumnya. Apakah saya sudah sampai tahap nge-vvota Cinderella Girls? Belum. Saya belum sampai ke tahap itu karena sejak seri terdahulu (The Idolmaster) pun saya nonton secara biasa saja. Bahkan tidak meng-oshi siapa-siapa di dunia Idolmaster ini. Karakternya terlalu banyak sih jadinya tak kunjung hafal nama-namanya.

Dulu dan Kini: Taman Gajahmungkur

Beberapa hari ini tertarik membandingkan kondisi Taman Gajahmungkur dulu dan kini. Jadilah kemarin, Sabtu, 20150314, saya mampir ke sana sebentar untuk mengambil foto taman yang dulu disebut dengan Tillema Plein.Seperti biasa, angle-nya tidak sama persis dengan foto kunonya.
Ambil foto dari depan Ereveld (kuburan Belanda) Gajahmungkur. Foto tempo doeloe di atas sumbernya dari web media-kitlv.nl. Foto tersebut menampilkan kondisi Tillema Plein sekitar tahun 1927. Kalau dilihat dan dibandingkan dengan kondisi sekarang, dari segi bentuk tamannya masih seperti itu. Namun, yang sekarang telah dikelilingi banyak pohon seperti yang terlihat di foto bawah. Sampai-sampai pohon-pohon itu hampir menutupi bagian taman yang lain. Saya beri tambahan foto lagi tapi dari foto bulan lalu.
Seperti yang terlihat di atas, sejak dulu hingga sekarang pun taman ini tetap punya bagian atas dan bagian bawah. Di foto tahun 1927 tampak ada pohon yang ukurannya masih kecil di bagian atas taman, sepertinya itu adalah cikal bakal pohon beringin besar yang sekarang berdiri di posisi yang sama. Di foto tahun 1927 juga tampak ada rumah yang kalau tidak salah ingat sepertinya rumah itu masih ada sampai sekarang.
Sekian. Bisa dibilang Taman Gajahmungkur merupakan salah satu taman peninggalan Belanda yang masih ada sampai sekarang, selain Taman Diponegoro. Semoga saja tidak hilang ke depannya. Sepertinya sih tidak karena taman ini terbilang baru direnovasi.

Sunday, 8 March 2015

Dulu dan Kini: Taman Diponegoro

Jumpa lagi di rubrik Dulu dan Kini. Kali ini saya akan menyajikan mengenai Taman Diponegoro atau yang dulu disebut Raadsplein. Untuk foto yang masa kini, angle-nya tidak sama persis dengan foto kunonya. Foto kuno dalam postingan ini bersumber dari web media-kitlv.nl. Untuk foto masa kini merupakan hasil saya kemarin Sabtu, 20150307 berpetualang ke sana sejenak.
Pertama mari kita lihat foto di atas. Tampak Taman Diponegoro dari sisi ujung Jl. Sultan Agung depan ruko-ruko. Foto yang tempo doeloe diambil sekitar tahun 1927, sedangkan yang sekarang baru diambil kemarin, 20150307. Dilihat dari bentuk taman, bentuk jalan, serta pulau jalan, hampir tidak ada perubahan. Bentuknya masih gitu-gitu aja dari dulu. Perbedaannya untuk tamannya sekarang terlihat lebih banyak pepohonan hijau-hijau. Ukuran jalan pun tentu saja lebih lebar di zaman sekarang, juga kepadatan lalu lintasnya. Selanjutnya, mari menuju foto kedua.
Setelah mengambil foto pertama, saya pun berjalan ke area taman. Jika dilihat dari perbandingan foto di atas, bentuknya dari dulu hingga sekarang memang sudah begitu. Bahkan posisi bangku tamannya pun sama walau bentuknya beda. Itu di lingkaran sisi timur taman. Yang sekarang tentu saja sudah lebih banyak pohon dan tanamannya, juga terdapat kandang burung. Untuk rumah-rumah yang tampak di foto tempo doeloe, saya lupa atau lebih tepatnya kurang memperhatikan apakah masih ada atau tidak. Kelihatannya sudah ada yang hilang. Oh, lupa memberi tahu yang foto jadul dari sekitar antara 1925-1930, yang masa kini juga diambil pada 20150307. Selanjutnya, mari menyeberang ke foto ketiga.
Foto ketiga di atas diambil dari depan Puri Wedari di sebelah timur taman, menyeberangi jalan yang sangat padat kendaraan. Foto tempo doeloe dari sekitar tahun 1920-1925, sedangkan yang masa kini masih diambil pada 20150307. Mengenai perbedaan, mungkin permukaan jalan yang sekarang lebih tinggi. Hal ini tampak dari tangga yang dulu sampai dua tingkat sekarang cuma ada satu tingkat. Dari segi bentuk masih sama. Hanya saja yang dulu lebih minim pepohonan daripada yang sekarang. Entah hanya perasaan saya saja atau bagaimana, sepertinya bagian lingkaran di zaman dulu lebih luas daripada sekarang.
Sekian. Akhir-akhir ini kebanyakan lihat-lihat foto Semarang tempo doeloe jadi lebih ingin banyak menjelajah, menelusuri jejak dan bentuknya di masa kini. Apakah saya menemukan hobi baru? Entahlah. Ini masih belum bisa disebut hobi. Tapi memang menyenangkan sih membandingkan seperti ini.