Thursday, 3 May 2012

#owarinohoshi

Rabu, 20120425, yang lalu, sebuah album kolaborasi antara Jun Maeda dengan mbak nagi [Yanagi Nagi] dengan berformat "original concept album" yang bertajuk Owari no Hoshi no Love Song telah dirilis. Setelah sebelumnya, pada Comiket 81 Desember 2011 lalu merilis single Owari no Hoshi no Love Song Project dan juga setelah empat buah PV-nya diunggah di youtube.
Tracklist :
1. Owari no Sekai kara
2. Futari dake no Ark
3. Killer Song
4. Flower Garden
5. Muteki no Soldier
6. Kooru Yume
7. Executioner no Koi
8. To aru Kaizoku-Ou no Kimagure
9. Yuki no Furanai Hoshi
10. Hifukiyama no Mahou Tsukai
11. Last Smile
12. Hero no Jouken
13. Kono Hoshi no Birthday Song
14. Bonus track

Album ini dibuka dengan lagu galau berjudul Owari no Sekai kara yang mana juga ada di single yang rilis pas C81 dan PV-nya pun juga sudah beredar di youtube sejak Januari lalu. Dulu ketika dirilis di C81, saya tidak terlalu memperhatikan liriknya jadi gak terlalu ngerti cerita lagunya. Baru lah hampir sebulan kemudian, ketika official Flaming June mengunggah PV-nya di youtube saya paham jalan ceritanya tentu saja setelah menonton PV dan membaca liriknya yang juga ditampilkan di videonya. Galau, mengharukan, dan nyesek. Mungkin tiga kata itulah yang bisa mendeskripsikan lagu ini.
Jadi intinya, menceritakan seorang gadis yang menyukai teman laki-laki osananajimi-nya, tetapi ternyata temannya itu menyukai gadis lain yang lebih tua dari mereka. Mengetahui hal itu, si gadis ini kemudian time leap ke masa lalu di mana mereka masih anak-anak. Si gadis ini pun bertemu kembali dengan teman osananajimi yang tentu saja masih anak-anak di timeline itu dan kemudian dia merasa jatuh cinta lagi [mata kimi to deai mata koi o surunda]. Tapi, si gadis ini malah merasa tidak tahan dan ingin kembali secepatnya ke masa depan, ke timeline-nya. Namun, ternyata dia tidak bisa time leap lagi ke masa depan [hayaku kaero, demo chikara ga ippou tsuukou mirai ni wa tobenakatta]. Di akhir lagu, gadis itu membuka matanya dan melihat dunia yang sudah hancur dan menjadi berwarna abu-abu. Si gadis ini berada di masa depan jauh di mana dia sudah tidak bisa bertemu dengan osananajimi-nya itu. Akhirnya dengan hanya berbekal sebuah foto dari masa lalu, dia akan terus berjalan agar bisa bertemu lagi dengan osananajimi-nya itu. 
Setelah langsung terharu di track pertama, lalu masuk ke lagu kedua berjudul Futari dake no Ark. Lagu yang langsung instrumennya langsung menyambung dari pertama dan seperti tanpa jeda. Lagunya bagus? Tentu saja. Cuman sayangnya saya gak terlalu memperhatikan liriknya dan hanya nangkep sedikit arti liriknya. Ntah kenapa saya jadi sedikit teringant kisah Nabi Nuh AS. Tetapi bedanya, bahtera/kapal di lagu ini hanya dinaiki oleh dua orang, seorang laki-laki dan perempuan, seperti judulnya "Futari dake no Ark".
Selanjutnya adalah sebuah track yang merupakan lagu pertama yang dikeluarkan Flaming June, yakni Killer Song. Lagu yang PV-nya sudah diunggah sejak Desember 2011 lalu dan single-nya juga sudah keluar sewaktu C81 lalu. Secara garis besar bercerita tentang seorang gadis yang akhirnya menjadi seorang ksatria yang mengabdi pada seorang laki-laki buta. Lagu ini bisa dibilang sangat khas Jun Maeda terutama permainan instrumentalnya. Bagian melodi gitarnya mengingatkan akan lagunya Little Busters. 
Lanjut!! Setelah mendengarkan lagu tipe-tipe cerita ksatria yang penuh semangat, dibuai dengan sebuah lagu dengan tempo slow berjudul Flower Garden. Suara mbak nagi sungguh mendayu di sini dengan hanya diiringi dentingan piano sepanjang lagu. Kalau jalan cerita liriknya, jujur saja sampai saat ini saya tidak bisa konsen untuk menangkap maknanya. 
Lalu, setelah dibuai lagu slow, saatnya terbangun lagi untuk mendengarkan kisah prajurit yang invincible, Muteki no Soldier. Kembali sebuah lagu tipikal cerita ksatria. Muteki no Soldier merupakan lagu ketiga yang PV-nya diunggah di youtube sejak sekitar awal Maret 2012 lalu. Dari PV yang diunggah, hanya Muteki no Soldier ini lah yang paling jarang saya putar. Ntah kenapa, kurang mengena di diri saya. Mungkin yang paling saya suka dari lagu ini adalah beberapa bagian saat mbak nagi mengucapkan "ja ja, ka ka, ga ga" dsb.
Next, mbak nagi is reading a naration. What? Yep, track selanjutnya lebih tepat jika disebut narasi karena isinya memang full narasi. Mbak nagi hanya membaca narasi dan tidak menyanyi di track ini. Narasi tersebut berjudul Kooru Yume atau mimpi yang membeku. Sejak dengar crossfade album ini, saya sudah tertarik dan penasaran dengan Kooru Yume karena aura kegalauan terasa. Rasa penasaran pun terbayarkan setelah mendengarkan narasi ini. Kooru Yume jadi track yang paling sering saya putar. Karena ini narasi, jadi lebih mudah untuk meresapi makna ceritanya, saya pun paham ceritanya.
Jadi, Kooru Yume diceritakan seperti sebuah diari dengan ditunjukkan tanggal setting ceritanya. Bercerita tentang seorang gadis yang baru masuk SMA dan jatuh cinta pada pandangan pertama [hitomebore] pada seorang laki-laki di kelasnya. Sebagai cara untuk mendekatinya, si gadis ini berpura-pura hilang ingatan. Awalnya rencana ini sukses. Namun, lama-lama si gadis ini malah jadi hilang ingatan betulan. Bahkan, akhirnya, terjadi semacam split personality atau munculnya gadis ini yang lain. Dia pun merasa menyesal karena tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Tapi, di akhir cerita, si gadis ini terbangun dan melihat seorang wanita ber-microphone yang berkata padanya, "bagu ga hassei shimashita" alias "telah terjadi bug".
HEEE?! Jadi semua cerita itu hanya lah sebuah program?! Sebenarnya, imo, narasi ini akan lebih bagus kalau tidak diakhiri dengan "bagu ga hassei shimashita". Pasti akan lebih nyesek. Saya jadi agak merasa gimana karena ternyata semua cerita tentang si gadis itu hanyalah bagian dari sebuah program yang ujung-ujungnya error. Tapi, di luar itu saya tetap suka dengan cerita narasi ini. Ditambah dengan suara mbak nagi saat tidak menyanyi dan hanya membaca narasi. Suaranya sungguh HNNNNGGGGGGG, mbak nagi berbakat jadi seiyuu. 
Sudah cukup mendengarkan narasi, saatnya kembali ke lagu. Kali ini dengan lagu berjudul Executioner no Koi. Lagi-lagi saya juga tidak terlalu memperhatikan liriknya. Namun, saya sudah baca translasinya jadi mudeng inti ceritanya. Jadi, lagu ini bercerita tentang seorang eksekutor pria yang membebaskan tahanan wanita yang seharusnya dieksekusi olehnya karena wajah wanita itu mirip wanita yang dicintainya dulu. Akibatnya, si eksekutor ini akhirnya malah dieksekusi mati karena perbuatannya membebaskan wanita itu. Dilihat dari judulnya dan ilustrasinya pun lagu ini sebenarnya mudah ditebak jalan ceritanya. 
Tiga track selanjutnya, To aru Kaizoku-Ou no Kimagure, Yuki ga Furanai Hoshi, dan Hifukiyama no Mahou Tsukai adalah lagu-lagu yang setiap saya dengarkan hanya terasa sekilas lalu. Bukan karena lagunya gak bagus, tapi karena tiap nyetel pasti dibarengi dengan melakukan hal lain jadi tidak bisa benar-benar menghayati. Secara singkat, To aru Kaizoku-Ou no Kimagure di beberapa bagian ada backsound yang mengingatkan akan lagunya Sound Horizon, Yuki ga Furanai Hoshi tipikal lagu slow dengan buaian suara mbak nagi yang merdu, sedang Hifukiyama no Mahou Tsukai tipikal lagu cerita ksatria dan kono katanya alunan gitar di lagu ini adalah oleh Yuyoyuppe. O yo, Hifukiyama no Mahou Tsukai juga ada PV-nya tapi cuman khusus di DVD limited edition. Sampai saat ini pun saya belum nonton PV-nya walau konon sudah ada yang mengunggah di youtube.
Tanpa terasa sudah masuk track 11, saatnya kembali tearjerk dan galau to the max karena ini saatnya untuk Last Smile. Sudah pernah saya review di blog ini, jadi tidak perlu banyak kata untuk me-review lagu ini lagi. Saya kutip saja salah satu bagian lirik lagu ini, "waratte sugoshita, kimi no saigo made."
Mendekati ujung akhir album ini, saatnya memasuki Hero no Joken. Salah satu lagu favorit saya di album ini. Sebuah tembang yang agak slow dan sepertinya seperti merangkum lagu. Merangkum mengenai kondisi/syarat seorang hero/pahlawan. Bahwa seorang hero bisa saja seorang magic user yang tinggal di gunung api [dari Hifukiyama no Mahou Tsukai] atau bisa saja seorang peneliti yang terisolir di ruang kaca [dari Last Smile]. 
Tiba lah di penghujung lagu dengan sebuah lagu yang slow berjudul, Kono Hoshi no Birthday Song alias lagu ulang tahun di planet ini. Sayang sekali saya terhitung jarang muter lagu ini, kalaupun pas muter pasti cuman dengar sekilas lalu tanpa memahami liriknya. Padahal sepertinya cerita lagu ini bagus. Setelah itu di akhir sebelum semua lagu di album ini berhenti, terdengar beberapa detik suara bayi. Ternyata setelah saya cek, suara bayi iyu adalah track ke-14 alias bonus track. What the?! Saya kira bonus track-nya lagu tapi ternyata hanya suara bayi selama beberapa detik. Orz.
Overall, album Owari no Hoshi no Love Song ini imba sugiru. Benar-benar sebuah concept album dengan masing-masing lagu mempunyai cerita masing-masing. Durasi tiap lagu pun rata-rata sekitar lima menit, sehingga total durasi mencapai sekitar 65-70 menit. Dalam menggubah lagu dan ceritanya pun Jun Maeda tidak terpaku pada satu tipikal lagu saja, misal tipikal lagu galau semua atau tipikal lagu ksatria semua. Kemampuan ulah vokal mbak nagi pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Di album ini mbak nagi bisa membawakan baik lagu galau yang slow mellow maupun lagu ksatria ataupun lagu lain yang temponya lebih cepat. Mbak nagi pun ternyata juga bisa membacakan sebuah cerita narasi dengan penghayatan yang baik. Hasilnya kolaborasi Jun Maeda dan mbak nagi menghasilkan karya yang epic. Sebagai penutup, mungkin kalau misal Flaming June membuat konser dari lagu-lagu album ini, hasilnya akan menjadi seperti konsernya Sound Horizon, imo.

2 comments:

Anonymous said...

trolololol
yang bikin heran itu bonus tracknya.
saya sendiri belum periksa apakah ada di cdnya sendiri bonus track tersebut atau tidak.
jujur saya tertarik mengetahui apa maksud dari track ini jika memang benar terdapat juga di cdnya.

pertama kali saya mendengar keseluruhan album ini saya merasa "wah, apa saya over expectation ya soal album ini?" ya bahkan sampai sekarang juga saya masih merasa seperti itu.
mungkin efek owari no sekai kara waktu itu yang membuat saya tertarik untuk membeli album ini secara keseluruhan. first limited album dari studio recording flaming june. lah saya gimana gk ngebet.

ikutan mejeng dulu \m/
track" mantap disini:
1. Owari no Sekai kara
2. Yuki no Furanai Hoshi
3. Hero no Jouken
4. Futari dake no Ark

sepertinya perlu dibahas lebih jauh soal Kono Hoshi no Birthday Song soale bukan tanpa alesan ditaro sebagai closing track.

meron said...

itu bonus track emang bikin heran, berharap lagu ternyata cuman suara bayi :o

pingin sih ngedengerin dengan seksama Kono Hoshi no Birthday Song biar ngerti ceritanya, tapi ntah kenapa gak pernah bisa konsen dan fokus dengerin itu