Saturday, 3 February 2018

Wawancara Inami Anju, Aida Rikako, dan Saitou Shuka dalam B.L.T. VOICE GIRLS Vol. 32

Masih terjemahan dari majalah B.L.T. VOICE GIRLS Vol. 32 yang rilis Oktober tahun lalu. Langsung saja, selamat membaca!
Wawancara Aqours Kelas 2

--- Di sela-sela pemotretan, kalian ngobrol soal pergi makan malam bertiga ya?
Saitou:
Itu tahun lalu kan ya?
Aida: Pas nginep di hotel, sehari sebelum Aqours ke luar negeri.
Inami: Ya ya. Pas aku lagi bilang pingin makan soba, kalian berdua terus nimbrung. Terus bertiga nyari warung yang jual soba ya.
Saitou: Dan akhirnya pas ketemu, warungnya kelihatan bener-bener tua.
Aida: Kursinya bekas wadah botol bir. (haha)
Inami: Itu sampai sekarang jadi yang pertama sekaligus terakhir kali kita bertiga makan di luar ya. (haha) 
--- Setelah melalui waktu bersama dari musim pertama ke kedua, apa yang kalian bertiga rasakan mengenai perkembangan Aqours?
Saitou: Menurutku, rasa persatuan di antara kami semakin menguat. Kalau ada apa-apa, kami saling bantu. Jadi makin sering juga buat bisa mengerti satu sama lain cuma lewat pandangan mata. Mungkin itu ya perubahan terbesarnya?
Aida: Bisa melalui tembok (rintangan) bernama konser perdana itu yang langsung membuat kami berubah.
Inami: Menurutku, perubahan yang paling kelihatan berdampak besar itu adalah semakin bertambahnya waktu untuk kami bersama. Dengan semakin bertambahnya waktu itulah, cuma dengan saling lihat aja kami bisa saling mengerti.
--- Ini pertanyaan yang cocok mumpung musim kedua mau mulai. Bagaimana sih kesan-kesan kalian sewaktu pertama ketemu?
Aida: Saitou "anak yang bodoh". (haha)
Saitou: Jangan gitu dong! (haha)
Aida: Ya habisnya, pas perkenalan sendirinya bilang gitu! Dia bilang, "Karena aku bodoh, jadi tolong ajari aku banyak hal!".
Saitou: Aku emang bilang gitu sih, haha. Kalau Rikako, pas pertama bilang gini ke aku yang lebih muda ini, "Ngobrolnya santai aja!". Itu yang bikin aku bisa melangkah dan berpikir kalau aku bisa dan gak apa-apa.
Aida: Gak inget bilang begitu. (haha)
Inami: Pas pertama ketemu Shuka, langsung ngobrol soal film Burlesque. Cerita-cerita kalau sama-sama suka film itu, terus ngerasa kayaknya bakal cocok nih.
Aida: Pas kami pertama ketemu, An-chan yang waktu itu di sebelahku nanya, "Enaknya aku manggil kamu apa?". Karena aku orangnya pemalu, jadi seneng diajak ngobrol gitu.
Inami: Ya karena aku yang ditunjuk jadi ketua, jadi aku harus pro aktif komunikasi. Pas itu mikirnya, harus bisa cepet tahu tentang semuanya, sampai-sampai nyatet di memo ciri khas masing-masing.
Aida: Serem! Bukannya ngasih julukan ke masing-masing? (haha)
Inami: Kalau Shuka itu kutulis "lebih muda". Kalau Riko-chan, kayaknya kutulis "mbak", eh, apa gimana ya?
Saitou: Itu sih, ciri khas bukan, julukan juga bukan, ya kan? (haha)
--- Sejak itu, pasti banyak pengalaman yang dilalui bersama. Sekarang, apa ada yang berubah dalam hubungan kalian?
Saitou: Saking seringnya bersama, jujur malah jadi gak tahu apa yang berubah!
Inami: Udah kayak hampir tiap hari ketemu sih ya.
Aida: Aku jadi mengerti beberapa hal. Shuka walau sendirinya bilang bodoh, tapi sebenernya sama sekali gak bodoh. Walau paling muda, tapi menurutku dia beneran perhatian sama sekelilingnya. Apalagi orangnya suka berusaha banget. Kalau An-chan, sebagai ketua dia yang suka ngatur-ngatur kami semua, tapi sebenernya di luar dugaan dia punya sisi lembut. Itu sih hal-hal yang kupahami dari kebersamaan ini.
--- Ada gak kesamaan di antara kalian anak kelas 2?
Inami: Menurutku, dibanding kelas 1 atau kelas 3, anak kelas 2 itu paling kompak!
Saitou: Bener juga, paling kompak ya.
Aida: Karena ada bu ketua!
Inami: Duh duh, haha. Terus, bertiga ini paling pinter ganti "mode".
Aida: Pas seneng-seneng ya pada seneng-seneng, pas fokus kerja ya pada fokus kerja. Pergantian "mode" yang seperti itu, kayaknya memang mirip ya. Satu lagi, yang juga mirip itu kami saling gak ikut campur urusan melebihi dari yang diperlukan. Jadi, atmosfer di antara kami rasanya asyik-asyik aja, ya gak?
--- Kalian sudah pada dewasa kan?
Saitou: Kami sudah dewasa lho. (haha)
--- Tapi, entah kenapa gak kelihatan begitu (haha). Lalu sekarang kalian bertiga sedang "tertantang" untuk musim kedua.
Saitou: Pas lagi mikir bakal grogi lagi gak ya, tahu-tahu udah mulai aja. (haha)
Aida: Demi musim kedua, jadi nonton lagi yang musim pertama.
Inami: Aku juga nonton lagi!
Aida: Riko-chan di episode 1 itu polos banget.
Saitou: Karena cerita musim pertama sama kedua itu nyambung, jadi inti ceritanya itu gak berubah. Tapi menurutku bakal ada perubahan pada hal-hal yang lebih mendetail. Buat para penonton, coba deh bisa sadar gak dengan perubahan-perubahan kecil itu.
Aida: Di episode 1 musim pertama, pas Chika-chan ketemu Riko di pantai, ada adegan Chika-chan yang memberi dorongan Riko yang sedang galau. Di episode 1 musim kedua, posisinya kebalik, Riko yang memberi dorongan Chika-chan. Ini menjadi pesan bahwa Riko telah berkembang. Di musim kedua, tidak hanya mengandalkan Chika-chan, rasanya Riko juga harus menjadi sosok yang menarik semuanya. Dengan menunjukkan sisi yang seperti itu, aku ingin menunjukkan sisi yang berbeda dari musim pertama.
Inami: Sejak musim pertama berakhir, ada konser perdana, lalu juga sebelum musim kedua mulai, kami dapat banyak pengalaman sebagai Aqours. Dengan berbagai pengalaman kami bersembilan ini, perasaan kami jadi lebih terasa nyata, jadi kami ingin merefleksikannya pada musim kedua ini. Di musim pertama, Chika-chan yang sering melakukan sesuatu tanpa pikir panjang jadi mengerti bermacam perasaan, jadi mungkin dia bakal menunjukkan ekspresi yang sedikit lebih dewasa.
--- Terakhir, tolong ceritakan masa depan Aqours menurut kalian bertiga.
Aida: Menurutku, titik batas Aqours itu masih jauh di depan. Makanya perlu untuk terus beraktivitas dengan sepenuh tenaga. Kalau boleh bilang sih, Aqours memang terbentuk karena mengagumi μ's, tapi masa-masa untuk terkagum-kagum itu sudah lewat. Selanjutnya, kalau kami gak bisa melebihi μ's, justru rasanya malah gak sopan sama orang-orang yang telah menciptakan dunia Love Live! hingga sekarang. Demi masa depan Aqours! Ah, maaf! Kayaknya yang cerita semangat banget cuma aku. (haha)
Saitou: Tapi, menurutku juga begitu.
Inami: Sewaktu berdiri di panggung, baik itu konser maupun festival, kami ingin lebih menegaskan warna kami bersembilan, makanya suatu saat kami pasti dan harus bisa memperlihatkan pemandangan di mana hanya ada kami. Alangkah baiknya ya, kalau bisa lebih dan lebih membentangkan sosok Aqours yang bisa terbentuk karena personil bersembilan ini!