Sabtu, 20150523, saya jalan-jalan (literally jalan-jalan alias jalan kaki) menyusuri Jl. Pemuda atau yang dulu dikenal sebagai Bodjong. Hanya untuk membunuh waktu dan kebosanan mumpung gak ada latihan BRK dan sedang malas ke suatu event jejepangan di hari itu.
Jl. Pemuda alias Bodjong membentang dari jembatan Mberok di Kota Lama sampai dengan Tugu Muda. Saya gak jalan sepanjang itu sih, hanya mulai halte Johar depan eks-hotel Dibya Puri (Du Pavillion) sampai ke Gramedia Amaris Pemuda. Tujuannya? Ambil beberapa foto untuk diperbandingkan dengan kondisinya di masa lalu, yang seperti biasa angle-nya tidak persis karena susah ambil yang sama persis. Misi pertamanya adalah ambil foto Toko Oen dari seberang.
Itu kalau saya nekat berusaha ambil dengan posisi yang persis sama, mungkin saya akan ketabrak. Foto di atas perbandingan Toko Oen dan Jl. Pemuda sekitar tahun 1950 (sumber: semarang.nl) dengan kondisinya Sabtu kemarin. Tampak bangunan Toko Oen masih berdiri apa adanya seperti dulu, padahal bangunan-bangunan sekitarnya sudah ganti baru nan modern. Toko Oen juga masih buka. Saya seumur-umur malah belum pernah ke sana. Seems mahal sih. Selanjutnya, perjalanan berlanjut ke perempatan Duwet.
Perempetan Duwet merupakan persimpangan yang mempertemukan antara Jl. Pemuda, Jl. Gajahmada, dan Jl. Gendingan. Foto di atas juga perbandingan antara tahun 1950 (sumber: semarang.nl) dengan kemarin Sabtu. Tampak bangunan di ujung Jl. Gajahmada dan Jl. Pemuda masih tetap berdiri. Kurang tahu dulunya itu gedung apa, tapi sekarang, dalam beberapa tahun terakhir ini, dipakai oleh Ace Hardware. Perjalanan pun dilanjutkan kembali.
Kali ini target saya selanjutnya adalah galeri ATM Bank Mandiri Pemuda. Dari info yang saya ketahui, dulunya merupakan showroom mobil pertama di Semarang yang berdiri sejak sekitar tahun 1907. Yang foto lawas tidak diketahui dari tahun berapa (sumber: semarang.nl). Tampak bentuknya masih sama, yang beda sekarang ada tulisan Mandiri. Penggunaan sebagai ATM pun juga baru beberapa tahun terakhir ini. Sempet iseng coba masuk, isinya mesin ATM berjejer banyak sekali. Karena untuk ambil foto itu saya harus nyeberang dengan JPO baru, saya pun iseng memotret pemandangan Jl. Pemuda dari atas JPO.
Perjalanan pun berlanjut lagi hingga tibalah di destinasi berikutnya, yakni persimpangan Jl. Pemuda - Jl. Depok - Jl. MH Thamrin - Jl. Pierre
Tendean - Jl. Tanjung dulu dan kini. Yang foto kuno dari sekitar antara tahun 1900-1940 (sumber: OASE).
Tampak gedung BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) masih
berdiri dan sekarang jadi gedungnya Pertamina. Ternyata dulu ada pom
bensin, sekarang sudah jadi pulau jalan. Di sebelah BPM, ada Societeit
de Harmonie a.k.a GRIS yang sekarang jadi Paragon. Persimpangan ini sekaligus menjadi misi terakhir Sabtu kemarin. Sebenarnya, saya mau ambil foto di Smaga, tapi karena di sana lagi dipasangi tratak-tratak untuk acara jadinya lain kali saja.
Mungkin kapan-kapan saya perlu jalan-jalan di Pemuda lagi untuk mengambil foto-foto di sudut lain. Masih ada ruas yang belum saya ambil fotonya, seperti misalnya ruas Semarang 0 km depan kantor pos besar. Yang paling ingin saya perbandingken sih ya Smaga, maklum alumni. Semoga ada kesempatan masuk ke sana, karena beberapa tahun terakhir ini rasa-rasanya kurang bebas untuk keluar masuk Smaga seenaknya, tidak seperti dulu.