Tibalah di waktu libur panjang setelah beberapa hari digepok tugas yang melelahkan. Saatnya sejenak meng-update postingan blog ini. Btw, kata "tersepona" pada judul di atas bukanlah typo tapi memang disengaja [ra penting].
Chuunibyou demo Koi ga Shitai akhirnya mencapai episode terakhirnya. Bisa dibilang tiga episode terakhir [10-11-12] sukses mempermainkan emosional penonton. Di episode terakhir saya hanya bisa berkata, "KyoAni, kau membuatku kembali tersepona."
Di eps 12, kekhawatiran Yuuta terjadi. Rikka pergi dan tak kembali. Di antara aura kegalauan tetap saja ada sisi ngelawak di awal-awal episode ini. Yakni saat Dekomori yang mencoba menjadi normal dan Kuumin menjadi pewaris Jaou Shingan. Setelah mengetahui bahwa Rikka benar-benar pergi, dan kemudian membaca surat dari Dark Flame Master, Yuuta pun berusaha "menjemput" kembali Rikka dengan menaiki sepeda pinjaman Isshiki. Di tengah jalan, Yuuta dicegat Kuumin yang memberitahu bahwa faktor utama yang membuat Rikka menjadi chuunibyou adalah Yuuta atau Dark Flame Master. Kuumin juga mengatakan bahwa Rikka adalah gadis yang diselamatkan oleh chuunibyou.
Setelah itu, sesampainya di rumah mbahnya Rikka, Yuuta pun "menculik" Rikka untuk mengikat kontrak dengannya, dan membawanya pulang kembali. Berhasil "menculik", Yuuta dengan kekuatan Dark Flame Master menunjukkan Fukashi Kyoukaisen kepada Rikka. Di saat inilah, KyoAni menunjukkan kelasnya dengan tata visual yang menawan. Tata visual yang mengingatken karya-karya KyoAni sebelumnya seperti pada Clannad, Suzumiya Haruhi, Hyouka.
Kemudian, diakhiri dengan adegan Yuuta-Rikka yang kejar-kejaran dengan polisi. Diiringi dengan narasi yang pada intinya menyataken bahwa pada hakikatnya sepanjang hidupnya setiap orang adalah seorang chuunibyou.
Kemudian, diakhiri dengan adegan Yuuta-Rikka yang kejar-kejaran dengan polisi. Diiringi dengan narasi yang pada intinya menyataken bahwa pada hakikatnya sepanjang hidupnya setiap orang adalah seorang chuunibyou.
Overall, saya beri nilai antara 8.5-9.0 dari 10 poin untuk anime ini. Perubahan dan perkembangan cerita bisa disajikan dengan baik. Dari yang di awalnya tampaknya anime ini hanyalah tontonan yang cenderung ke lawak dengan adegan-adegan pertarungan "imajiner" yang lebay, kemudian perlahan aroma kegalauan mulai menyusup. Di tiga episode terakhir, perkembangan cerita menjadi menarik, dengan diperlihatkan adegan membahagiakan ketika akhirnya Yuuta dan Rikka saling nembak dan jadian. Namun, tak berlangsung lama, kita disuguhi kegalauan yang melampaui batas. Walaupun kegalauan itu tidak sampai membuat saya menangis terharu.