Thursday 28 March 2013

Dan Sibyl pun berlanjut...

Mungkin agak telat seminggu nulis tentang ini, tapi bukankah lebih baik telat daripada tidak sama sekali? [halah]
Sudah hampir seminggu sejak episode terakhir Psycho-Pass berlalu. Ada ide untuk sedikit menulis tentang eps terakhir itu sejak beberapa hari lalu, tapi apa daya baru sempat sekarang, sembari mendengarken "CAUSE I FEEEEEEEEEEEEEEEL".
Di eps 22 [terakhir], intinya adalah Makishima akhirnya tewas kepalanya didor Kougami. Akane tidak bisa mencegah Kougami untuk membunuh Makishima. Lalu, Kougami pun menghilang. Tidak terjadi apa-apa terhadap Sibyl System. Dua bulan kemudian, Ginoza menjadi shikoukan [enforcer] di Kyouankyoku karena koefisien "kegalauan" melebihi batas dan jadi bawahan Akane yang masih sebagai kanshikan [inspektur]. Bergabung juga seorang kanshikan baru yang masih di bawah umur, jelmaan Buratei Marii [karena seiyuu-nya sama-sama Sakura Orine, lol]. Eps ini pun ditutup dengan penampakan sekilas Kougami dan kemudian muncul tulisan, 「正義は連鎖は、終わらないーSibyl still continues...」.
 
 
Setelah menonton eps terakhir, tiba-tiba saya teringat ending-nya Madoka Magica, yang kalau dipikir-pikir eps terakhir ini nuansanya mirip-mirip sedikit lah dan bisa saling dianalogikan. Analogi bodoh ala pikiran saya sih kira-kira begini: Makishima mati/kalah oleh Kougami seperti Walpurgisnacht oleh Madoka; Kougami menghilang seperti Madoka menghilang dari dunia tapi dalam hal ini Kougami tidak jadi dewa sebagaimana Madoka yang jadi dewi; setelah semua yang terjadi, Akane tetap menjalani hidup sebagai kanshikan seperti Homura yang tetap hidup sebagai puella magi. Yah, itu hanya analogi bodoh dari saya. Meminjam kata-kata khas seorang unseengarbage, siapalah saya ini berani-beraninya menganalogikan dua karya Gen Urobuchi ini.
Overall, saya nilai 8.5/10 sajalah. Langsung saya tulis saja salah satu amanat Psycho-Pass yang paling mudah saya tangkap, yakni bahwa tiada daripada hukum buatan manusia itu yang sempurna.

No comments: